Trenggalek - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyebut, jika kita baik dengan alam maka alam akan baik dengan kita.Bencaha yang bertubi - tubi bisa menjadi pengingat pentingnya menjaga alam.Demikian disampaikannya saat menanam bambu di areal Pemandian Tapan, yang berlokasi di Desa Kerjo, Kecamatan Karangan. Jumat (25/11/2022) siang.
Arifin mengatakan, pihaknya tidak akan bosan untuk mengingatkan kepada masyarakat supaya sadar menjaga kelestarian alam." Kita dilanda bencana secara bertubi - tubi sebagai pengingat pentingnya menjaga alam.Dulu itu tidak ada curah hujan hingga mencapai 200 - 300 mil per detik.Setinggi - tingginya hanya pada kisaran 150 ml per detik pada tahun 90 - an.Sehingga mengakibatkan banjir bandang.
Baca juga:
Kemerdekaan, Jangan Lepas dari Genggamanmu!
|
Arifin menyebut jika saat ini hutan mulai ada pergeseran.Tanaman hutan bercampur dengan tanaman pangan.Maka tidak bisa dibayangkan jika terjadi cuaca ekstrim seperti beberapa waktu yang lalu.Maka banjir bandang tak bisa dihindari.
" Setiap aktivitas manusia menghasilkan gas buang atau emisi karbon.Mulai dari kendaraan, memasak serta aktivitas lainnya.Dan itu bisa menjadi salah satu penyebab perubahan iklim tersebut.Untuk itu Pemkab telah mengeluarkan suarat edaran yang mewajibkan menanam satu pohon setiap tahun sebagai kompensasi emisi karbon yang dikeluarkan, " ucapnya.
Baca juga:
Bupati Arifin Buka Musda KNPI Trenggalek
|
Arifin menuturkan, penanaman pohon bambu di Pemandian Tapan perlu mendapat apresiasi." Bambu itu dikenal sebagai emas hijau.Karena, bisa mengurangi biaya kerusakan lingkungan, " imbuhnya.
Gus Ipin sapaan akrabnya menyampaikan, harus ada niatan untuk menanam bambu demi menjaga Trenggalek.Pastikan lereng - lereng yang permukaannya gampang longsor bisa diperkuat dengan tanaman bambu dan diselingi dengan tanaman yang akarnya kuat dan banyak." Ini penting, karena kasus banjir yang terjadi di Trenggalek tidak hanya air namun juga diikiti sedimen.Artinya, ada permukaan yang larut menjadi sedimen, " tandasnya.
Selanjutnya, dia juga memberi catatan agar cara panennya dilakukan dengan benar." Jadi kalau diambil rebungnya maka jangan diambil semua.Paling 20 hingga 30 persen supaya rumpunya bisa tetap tumbuh, tidak habis dalam satu waktu saja.Tak terkecuali jika memanen bambu yang besar jangan langsung ditebas.Lakukan yang sama, satu rumpun diambil 20 persen.Dengan demikian kita akan terjaga dari bencana.Baik bencana kurang air atau banjir, " pungkasnya (ags).