Trenggalek, - Maraknya penyebaran penyakit mulut dan kaki (PMK) khususnya di Jawa Timur saat ini mendapat perhatian khusus dari Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Deni Rejeki.
Tak mau tinggal diam, Kolonel Deni pun juga aktif terjun langsung ke lapangan. Seperti yang dilakukannya sore ini di Trenggalek, saat meninjau posko penyekatan di Durenan dan peternakan sapi perah di Kandang Rearing Dinas Peternakan Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan.
"Tadi kita awali melihat posko sekaligus posko penyekatan. Saya ingin melihat, mengecek kesiapan petugas. Baik itu dari TNI, Polri, di situ ada Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Kemudian dari BPBD, perhubungan dan dinas peternakan, " kata Danrem dikonfirmasi di lokasi kandang sapi perah, " Jumat (15/7/2022).
Posko penyekatan itu menurutnya merupakan posko terpadu yang melaksanakan tugas 1x24 jam guna mengawasi, mengecek dan memeriksa hewan ternak yang masuk maupun keluar. Mulai dari kelengkapan dokumen, jumlah dan peruntukannya.
Lebih lanjut diungkapkannya, sampai saat ini kasus sapi potong maupun perah di Trenggalek tidak ada kenaikan dan bahkan penurunan. "Ini artinya bagus, berarti ada upaya dan solusi untuk mengatasi permasalahan PMK ini. Tindakan langkah-langkah dari Pemda, TNI-Polri dan terpadu di situ, bisa melaksanakan tugasnya, " bebernya.
"Termasuk di sapi perah ini. Tadi kami langsung ke kandang melihat sapi yang sakit PMK. Di sini dipisahkan yang PMK tersendiri. Bahkan di sini kami tidak boleh datang ke kandang sapi yang sehat. Artinya prosedur yang dilakukan sudah tepat, " lanjutnya.
Ditanya terkait langkah untuk mengatasi melonjaknya wabah PMK di Kecamatan Bendungan yang sudah mencapai 1.211 kasus saat ini, Pamen TNI AD itu mangatakan, telah mengambil langkah-langkah dalam pencegahan dan penanganannya.
"Langkah yang kita lakukan di antaranya mendirikan posko penyekatan, mengedukasi masyarakat, selain itu juga pemberian vaksinasi, " jelasnya
Terkait vaksinasi, Danrem mengatakan, di Jatim sudah diberikan 100 persen, namun masih kurang. Dalam waktu dekat BNPB juga akan memberikan 3.326 ribu vaksin. "Artinya ketersediaan vaksin di Jatim ini menjadi prioritas, " tegasnya.
"Jadi penanganan vaksinnya seperti Covid-19. Ada vaksin 1, 2 dan 3. Belajar dari keberhasilan kita dalam penanganan Covid-19, mudah-mudahan kita juga akan mampu menangani PMK, " pungkasnya.